SHELL ECO MARATHON (SEM) merupakan salah satu ajang yang sangat ditunggu-tunggu oleh tim mobil hydrogen ANTASENA ITS. Antasena? Beberapa orang mengira bahwa antasena adalah salah satu nama pewayangan yang ada di Indonesia khususnya di masyarakat Jawa. Lalu apa hubungannya Antasena dengan SEM?
Kita telusuri dulu apa itu ANTASENA?
Anantasena, atau sering disingkat Antasena adalah nama salah satu tokoh pewayangan yang tidak terdapat dalam naskah Mahabharata, karena merupakan asli ciptaan para pujangga Jawa. Tokoh ini dikenal sebagai putra bungsu Bimasena, serta saudara lain ibu dari Antareja dan Gatotkaca. Dalam pewayangan klasik versi Surakarta, Antasena merupakan nama lain dari Antareja, yaitu putra sulung Bimasena. Sementara menurut versi Yogyakarta, Antasena dan Antareja adalah dua orang tokoh yang berbeda. Akan tetapi dalam pewayangan zaman sekarang, para dalang Surakarta sudah biasa memisahkan tokoh Antasena dengan Antareja, sebagaimana yang dilakukan oleh para dalang Yogyakarta. Memiliki keistimewaan yaitu mampu terbang, amblas ke dalam bumi, serta menyelam di air. Kulitnya terlindung oleh sisik udang yang membuatnya kebal terhadap segala jenis senjata. Antasena digambarkan berwatak polos dan lugu, namun teguh dalam pendirian. Dalam berbicara dengan siapa pun, ia selalu menggunakan bahasa ngoko sehingga seolah-olah tidak mengenal tata krama. Namun hal ini justru menunjukkan kejujurannya di mana ia memang tidak suka dengan basa-basi duniawi. Dalam hal kesaktian, Antasena dikisahkan sebagai putra Bima yang paling sakti. Ia mampu terbang, amblas ke dalam bumi, serta menyelam di air. Kulitnya terlindung oleh sisik udang yang membuatnya kebal terhadap segala jenis senjata.
Berdasarkan keistimewaan-keistimewaan dari tokoh wayang ANTASENA itu sendiri, maka mobil berbahan bakar hydrogen yang diciptakan oleh mahasiswa ITS Surabaya ini memberi nama mobil ciptaan mereka dengan sebutan ANTASENA dengan harapan bahwa ke depannya mobil ini dapat memiliki ketangguhan seperti tokoh antasena namun tetap polos dan lugu dalam pelaksanaannya.
Menurut, Herryan Syahputra ketua tim ANTASENA, ide pembuatan mobil ini telah tercetus sejak ia berada di semester 5 jurusan teknik Material dan Metalurgi (kini semester 7), namun karena terkendala beberapa hal, maka mobil ide nya ini tidak dapat diikutsertakan dalam SEM 2011. Dengan dorongan beberapa rekannya yaitu Dennis Firmansyah dan Arriza Fajri (ahli desain dan manufkatur) maka timbullah kembali semangat untuk merealisasikan mobil Antasena ini. Maka dari itu, di bawah kepemimpinan direktur Material Techno Club yaitu Achmad Fachruddin maka ide mobil Antasena ini kembali dilanjutkan dan harapan ke depannya dapat terus melaju ke final SEM. Semangat dan rasa juang yang tinggi yang dimiliki oleh mas Penyok (sapaan akrab direktur Material Techno Club) untuk mewujudkan mobil hydrogen ini telah menjadi teladan bagi anggota tim yang lain. Oleh karena itu, semua tim telah bergerak dan bekerja keras di bidangnya masing-masing untuk mewujudkan mobil hydrogen ini.
Divisi-divisi yang dimiliki oleh tim Antasena yaitu power train yang dikomandani oleh Rado yang berasal dari Teknik Mesin ITS, divisi control system yang dikepalai oleh Rizal dan Rizky dari PENS ITS, divisi desain dan manufaktur yang dikomandani oleh Galang dari Teknik Material dan Metalurgi, serta divisi Fuel Cell yang diketuai oleh Fahmi Aziz Husein yang juga berasal dari Teknik Material dan Metalurgi ITS, dan divisi Purchasing yang dikomandani oleh Sinai Parsih. Semua divisi ini berupaya di bidangnya masing-masing untuk mewujudkan terciptanya sebuah mobil ramah lingkungan berbahan bakar hydrogen pertama di Indonesia.
Tak hanya itu, ketua jurusan Teknik Material dan Metalurgi yang baru saja dilantik pada bulan November ini juga menyatakan dukungan beliau terhadap mobil hydrogen ini, beliau menyatakan bahwa akan membantu untuk menghubungi ikatan alumni ITS dalam hal pencarian dana demi terwujudnya mobil ini. Hampir semua dosen yang ada di jurusan teknik material dan metalurgi juga menyatakan keikutsertaannya dalam mendukung tim Antasena. Salah satu dosen yang menjadi pelopor kami dalam menciptakan mobil hydrogen ini adalah Bapak Sutarsis, beliau begitu bersemangat membimbing tim Antasena dalam merealisasikan mobil ini, mulai dari sistem manufacturing, fuel cell dan semua sistem yang ada di dalam mobil ini. Tak hanya Bapak Sutarsis yang mendukung terciptanya mobil ini, namun dosen pembina dari Material Techno Club yaitu Ibu Widyastuti juga turut serta menyatakan dukungan beliau terhadap mobil ini. Beliau selalu memberikan masukan-masukan yang positif demi perkembangan mobil hydrogen ini.
Harapan ke depannya, mobil hydrogen ini dapat memecahkan rekor MURI sebagai mobil hydrogen pertama di Indonesia sekaligus menjadi Winner di ajang SEM Sepang Malaysia.
Semangat berkarya bagi tim ANTASENA ITS...
VIVAT...!!!